Cerita Pebalap Sepeda Indonesia Taklukkan ‘Kawah Ijen’

Tour de Ijen Banyuwangi akhirnya digelar lagi tahun ini setelah lama absen. Ada cerita dari pebalap sepeda Indonesia Muhammad Imam Arifin saat menaklukkannya.

Karena Pandemi Covid-19, Tour de Ijen sempat terhenti selama empat tahun sedari 2020 hingga 2023. Gelaran balap sepeda internasional itu sukses digelar 22-25 Juli lalu dengan melewati lintasan sepanjang 632 kilometer.

Ada total 72 peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Eritrea, Belanda, hingga Spanyol. Tampil sebagai juara adalah pebalap asal Eritrea bernama Merhawi Kudus yang memperkuat UCI Continental Terengganu Cycling Team.

Keberhasilan menaklukkan etape keempat yang disebut ‘jalur neraka’ jadi kunci kemenangan Kudus yang juga bersaing sengit dengan Metkel Eyob. Dia menuntaskan empat etape dengan total 4 jam 34 menit 54 detik.

Disusul oleh Metkel Eyob dengan catatan waktu 4 jam 36 menit 9 detik di posisi kedua, dan Benjami Prades Reverte dari Spanyol dalam tim VC Fukuoka di posisi ketiga.

Pencapaian waktu ini membuat Kudus berhasil mendapatkan Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey) atau pemimpin balapan, sekaligus Rebound Jersey (Polkadot Jersey) sebagai king of mountains.

Sementara itu pesepeda asal Indonesia dari Nusantara Pro Cycling Team Muh. Imam Arifin juga berhasil mengamankan Gandrung Jersey (Red and White Jersey) sebagai pebalap Indonesia terbaik.

Baca juga: Tampil di Olimpiade 2024, Impian Masa Kecil Bernard van Aert Terwujud

Tidak hanya Gandrung Jersey, pada etape sebelumnya, tubuh pria berperawakan kecil namun kuat ini sudah berhasil menaklukkan Sulfur Jersey pada etape sebelumnya.

“Hasil yang memuaskan di etape tiga untuk debut pertama kamu di Tour de Banyuwangi Ijen 2024. Imam Arifin mengamankan Ijen Sulfur Jersey untuk etape hari ini,” tulis Nusantara di akun instagramnya.

“Saya senang bisa memberikan yang terbaik untuk tim. Semoga hasil ini bisa memicu saya untuk tampil lebih baik di sisa tahun ini,” ungkap Imam.

Lagi-lagi ada peran Indonesia di balik kemenangan Imam dan para pebalap Terengganu Cycling Team itu, yakni Sepeda Polygon Helios yang jadi senjatanya. Kebetulan Terengganu Cycling Team sudah menggunakan seri tertinggi itu sejak 2021.

Brand Marketing Polygon Bikes, Alda Miranda, menambahkan bahwa gaung sepeda tersebut di Tour de Ijen adalah kolaborasi dan usaha kolektif dari semua anggota tim yang terlibat, baik itu Terengganu Cycling Team, VC Fukuoka, maupun Nusantara Pro Cycling Team.

“Terima kasih untuk atlet-atlet yang sudah berusaha maksimal. Ini adalah sebuah kolaborasi yang luar biasa! Terlebih ini adalah one of the best race di Asia. Langkah awal untuk mengenalkan sport tourism Indonesia di mata dunia,” ujar Alda.

Baca juga: Sayu Bella Masih Belum Terbendung di Kejuaraan Nasional

(mrp/ran)

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Obatwasirambeienherbal. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.