Eks juara dunia balap motor, Wayne Gardner, menyarankan agar Marc Marquez pensiun saja. Gardner merasa Marquez akan sulit bersaing dengan kondisinya sekarang.
Pebalap top Spanyol itu sedang di titik terendah di dalam kariernya. Untuk sekadar menuntaskan balapan saja Marquez sulit karena tunggangannya bermasalah bahkan cenderung berbahaya. Alhasil, Marquez berulang kali jatuh dan cedera sehingga hanya bisa menyelesaikan tiga balapan (sprint) dari total 16 balapan dalam delapan seri pertama MotoGP 2023.
Situasi ini praktis membuat masa depan Marquez dispekulasikan. Honda mengindikasikan tidak akan menahan Marquez jika memang ingin pergi. Di sisi lain, juara dunia delapan kali itu beberapa kali menegaskan siap menghormati kontraknya.
Baca juga: Pengamat MotoGP: Rins Akan Gabung Yamaha di 2024 |
Namun demikian, tidak dipungkiri tak ada jaminan performa motor Honda akan membaik. Itu berarti Marquez memungkinkan akan menghadapi risiko besar sampai kontraknya berakhir pada akhir 2024.
Gardner, mantan juara dunia kelas 500cc, menilai Marc Marquez berpotensi mengalami siklus frustrasi jika Honda gagal bangkit. Toh Marquez tidak lagi butuh pengakuan.
“Marc sudah melalui banyak sekali cedera, tapi dia bangkit dan cedera lagi. Jika anda menghitung berapa banyak balapan yang dia lakoni dengan kecelakaan… Di masa saya, jika kami mendapatkan lima atau enam crash setahun, anda bisa mendapatkan cedera serius,” kata Gardner kepada Motosan.
Baca juga: Bos KTM: Rekrut Marquez Bukan soal Sekadar Uang, tapi… |
“Bagaimana pun, untungnya ada peralatan canggih seperti sekarang, pebalap mendapatkan lebih sedikit cedera, tapi lebih banyak jatuh. Artinya, mereka terhindar dari itu. Saya toh pernah dalam situasi yang sama seperti Marc, di sebuah situasi di mana anda menderita begitu banyak cedera dan sulit menang lagi.”
“Mentalitas berubah, tubuh melemah, dan semua ini menjadi siklus frustrasi. Pendapat saya adalah Marquez seharusnya pensiun saja selagi bisa. Saya itu penggemar berat dia, tapi saya khawatir dia akan terluka jika dia mencoba kembali,” sambung Gardner.
“Motornya toh sudah berubah, para pebalap lain jauh lebih muda. Dia toh sudah berusia 30 tahun dan mentalitasnya sedikit berbeda. Saya tidak mengatakan hal ini dari sudut pandang kritis, melainkan saya khawatir tentang kehidupan masa depan dia. Dia harus tahu bahwa dia masih punya 50 tahun lagi untuk hidup. Memenangi satu balapan setelah delapan gelar juara dunia seharusnya bukan lagi prioritasnya sekarang. Maksud saya, dia sudah melakukan yang cukup.”